Rabu, 27 Maret 2013

Terciptanya Bumi



Setelah Allah menciptakan Arsy, Qolam dan air, ke- mudian Allah menuju kepada penciptaan langit dan bumi. Pen-ciptaan langit dan bumi dilakukan dalam 6 hari, yaitu : 2 hari per tama merupakan waktu untuk penciptaan bumi sebagai hampa-ran dan pondasi, 2 hari berikutnya adalah penciptaan langit dan bintant-bintang, dan 2 hari terakhir adalah penciptaan aneka ra-gam kehidupan di bumi. Allah Subhanahu wa Taala berfirman :

Dialah Yang telah menciptakan untuk kamu semua yang ada di bumi, kemudian Ia menuju penciptaan langit dan dijadikannya la ngit menjadi tujuh lapis. ( Qs. Al-Baqoroh : 29 )
Ayat ini menjelaskan bahwa bumi terlebih dahulu diciptakan oleh Allah daripada langit. Ibnu Abbas rodhiyAllahu anhuma berkata :

Allah menciptakan bumi dalam 2 hari, kemudian menuju ke penciptaan langit, Dia mengerjakannya dalam 2 hari, kemudian Dia menghamparkan bumi, menghamparkannya yaitu dengan mengeluarkan air dan tumbuh-tumbuhan, menciptakan gunung-gunung, semua yang indah, bukit-bukit dan apa yang ada di anta ranya dalam 2 hari. (AR. Bukhori )
Tahap pertama penciptaan bumi yaitu menciptakan bumi seba- gai pondasi, belum dalam keadaan memiliki air permukaan, tana man, gunung dan sebagainya. Tahab Pertama ini di sebutkan da- lam ayat yang lain :

Katakanlah : Apakah kalian akan kafir kepada Tuhan Yang te- lah menciptakan bumi dalam 2 hari, dan kalian membuat tandi- ngan-tandingan bagi-Nya ? ( Qs. Fushshilat : 9 )
Keseluruhan penciptaan bumi memang empat hari, namun Allah menjadikannya dalam 2 tahap :
Pertama, sebelum penciptaan langit, yaitu menjadikan bumi seba gai pondasi.
Kedua : setelah penciptaan langit, yaitu tahap penciptaan segala ragam bentuk kehidupan dan keindahan di bumi.
Berikutnya, Allah Subhanahu wa Taala berfirman :

Kemudian Dia menuju kepada penciptaan langit yang ketika itu berupa asap ( kabut ), Allah berfirman kepada langit dan bumi : Datanglah kalian berdua dengan taat atau terpaksa ! Kedua- nya menjawab : Kami datang dengan taat.
( Qs. Fushshilat : 11 )
Demikianlah, setelah Allah menciptakan bumi, lalu Allah menu- ju kepada penciptaan langit yang ketika itu langit masih berupa DUKHON yaitu asap atau kabut.
Ayat ini merupakan bantahan terhadap teori-teori penciptaan alam, seperti teori Nebula Kabut Asal, teori Big Bang, teori bintang kembar, dan lain-lainnya. Karena yang terbentuk dari asap hanyalah langit, sedangkan bumi tidak, bahkan bumi dicip- takan lebih dahulu dari langit dan bintang-bintang. Teori-teori yang disajikan oleh para astronom Barat, seperti teori Nebula, Big bang, Bintang Kembar dan lain-lainnya hanya mungkin dipa kai untuk menjelaskan penciptaan benda-benda angkasa lainnya selain bumi. Sebagai bukti nyata yang tidak terbantahkan yaitu sampai detik ini para astronom tidak pernah dapat membuktikan adanya planet atau benda luar angkasa yang memiliki kondisi mi rip dengan bumi. Sudah puluhan bahkan ratusan tahun para pa- kar astronomi dengan memakai berbagai teropong tercanggih- nya selalu gagal dalam upayanya tersebut. Kondisi bumi yang berbeda dengan umumnya keadaan benda-benda angkasa lain- nya karena bumi diciptakan secara tersendiri sebelum diciptakan nya langit berikut bintang-bintangnya.
Selanjutnya Allah Subhanahu wa Taala berfirman :


Kemudian Dia menjadikan langit menjadi tujuh lapis dalam dua hari, dan Dia mewahyukan kepada tiap-tiap langit urusan- nya. ( Qs. Fushshulat : 12 )
Demikianlah, Allah menjadikan langit menjadi tujuh lapis. Se-tiap lapis langit memiliki urusan sendiri-sendiri. Berkata Al-Ha- fizh Ibnu Katsir rohimahulloh : Allah menetapkan di setiap la- pis langit beberapa ketetapan, yaitu apa-apa yang dibutuhkan oleh para malaikat dan apa saja yang ada di dalamnya yang tidak ada yang mengetahuinya kecuali Allah.

Selain itu, setiap lapis langit memiliki pintu-pintu, dan di dalam setiap lapis langit ada sejumlah penghuninya. Sebagaimana dise- butkan dalam kisah Miroj Nabi Muhammad ?. Di langit perta- ma, beliau berjumpa dengan Nabi Adam alaihis-salaam, di la- ngit ke-2 beliau bertemu dengan Nabi Isa dan Nabi Yahya alai himas-salaam, di langit ke-3 beliau berjumpa dengan Nabi Yu- suf alaihis-salaam, di langit ke-4 beliau bertemu dengan Nabi Idris alaihis-salaam, di langit ke-5 beliau bertemu Nabi Harum alaihis-salaam, di langit ke-6 beliau bertemu Nabi Musa alai- his-salaam, dan di langit ke-7 beliau berjumpa dengan Nabi Ib- rohim alaihis-salaam. Semua itu menunjukkan bahwa di setiap lapis langit terdapat kehidupan.
Namun ada beberapa orang yang keliru dalam menafsirkan 7 lapis langit dengan 7 lapisan atmosfir bumi. Kekeliruan tersebut karena masing-masing lapis langit mesti terdapat kehidupan., se- mentara itu tidak pada setiap lapisan atmosfir terdapat kehidu-pan. Bahkan beberapa ayat dan riwayat menyebutkan bahwa se- lama masih ada bintang maka masih termasuk wilayah langit dunia, yaitu ruang di antara bumi dengan langit I.
Dalam peristiwa ini kita dapat memetik hikmah, di antaranya :
1. Mestinya seseorang yang hendak membangun sesuatu untuk memulainya dengan membangun pondasinya terle- bih dahulu. Begitu pula bila kita hendak membangun aga ma kita, hendaklah dimulai dari pondasi agama, yaitu aqidah tauhid. Karena dengan pondasi aqidah yang ko- koh, niscaya agamanya pun akan kuat dan tidak akan ter- goyahkan oleh apa pun.
2. Pembangunan pondasi apa pun mesti dilakukan dengan sempurna, karena pondasi yang tidak kokoh dan sempur- na akan membuat bangunannya mudah roboh tertiup ba- dai atau tergoncang gempa.
3. Allah dengan kekuasaan-Nya mampu menciptakan la-ngit dan bumi dengan sekejap, namun Dia lebih memilih melakukannya dalam 6 hari dikarenakan banyak hikmah yang bisa dipetik oleh hamba-hamba-Nya.
4. Pembangunan atap dan pemberian ornament hanya bisa dibenarkan bilamana pondasi telah kokoh terbangun. De- ngan demikian sangat salah beberapa orang yang memu- lai pengajaran agama dengan pengajaran fiqh, tafsir atau hadits, sementara ia belum faham aqidah.
5. Kemahabesaran kekuasaan Allah di antaranya ditandai dengan adanya hukum yang pasti berjalan yang tidak mungkin dielakkan yang kemudian disebut sunnatulloh.
6. Kejadian penciptaan langit dan bumi adalah perkara ghaib yang tidak ada seorang makhluq pun yang menge- tahuinya. Sehingga tidak ada jalan yang tepat untuk me-ngimani perkara yang ghoib ini melainkan melalui berita dari Dzat Yang Maha Tahu, yaitu Allah .

Tidak ada komentar:

Posting Komentar